Khutbah Idul Adha 1441 H
Pesan Kemanusiaan Nabi Ibrahim As
Oleh Rohmat Teguh Nugroho, S.Pd
Pesan Kemanusiaan Nabi Ibrahim As
Oleh Rohmat Teguh Nugroho, S.Pd
Khutbah I
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ,اللهُ
أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ(x
٩)
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّاا للهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّاا للهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Hadirin-hadirat jamaah shalat Idul Adha yang
dimuliakan Allah,
Marilah kita sama-sama senantiasa
meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Pada hari ini yang dimulai
setelah kita menyelesaikan shalat ‘Id, kita disunnahkan untuk berkurban, yakni
menyembelih binatang seperti kambing atau sapi yang kemudian dagingnya kita
makan, kita hadiahkan dan kita sedekahkan kepada saudara-saudara kita yang
membutuhkan. Kesunnahan berkurban ini berkaitan dengan sejarah Nabi Ibrahim AS
yang diuji keimanannya oleh Allah untuk melepaskan sesuatu yang paling ia
cintai di dunia ini, yakni menyembelih putranya.
Pada malam tanggal 8 Dzulhijjah,
Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu melalui mimpinya bahwa Allah memerintahkan
kepadanya untuk menyembelih anak yang paling ia sayangi. Nabi Ibrahim merenung
panjang, “Haruskah ia mengikuti perintah Tuhannya untuk melepaskan hal yang
paling ia sayangi, hal yang paling ia sukai? Apakah mimpi ini benar dari Allah
atau bukan?” Nabi Ibrahim sangat sedih dalam perenungan yang sangat panjang
itu. Karenanya, pada tanggal 8 Dzulhijjah yang kita semua disunnahkan untuk
berpuasa disebut dengan hari “tarwiyah” yang berarti “hari merenung”, yakni
hari di mana Nabi Ibrahim AS melakukan perenungan panjang atas mimpinya.
Kegalauan Nabi Ibrahim AS mendapatkan jawabannya pada malam hari berikutnya,
yakni pada malam hari 9 Dzulhijjah, bahwa ia benar-benar diperintahkan oleh
Allah untuk menyembelih anak kesayangannya yang bernama Isma‘il. Karenanya,
tanggal 9 Dzulhijjah yang kita semua, umat Islam disunnahkan berpuasa disebut
dengan “hari ‘Arafah” yang berarti “pengetahuan”, yakni hari di mana Nabi
Ibrahim AS mendapatkan jawaban atau pengetahuan atas perintah Allah yang ia
ragukan sebelumnya. Dengan dasar ketaatan kepada Allah yang sangat tulus,
dengan latar belakang rasa cinta kepada Tuhan yang mengalahkan segalanya, Nabi
Ibrahim AS benar-benar mantap dan bertekad akan menjalankan perintah-Nya, yaitu
menyembelih Isma‘il, orang yang paling ia sayangi.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ
ولله الحمد
Jamaah Idul Adha yang dirahmati
Allah,
Kita tidak bisa membayangkan
bagaimana perasaan Nabi Ibrahim AS saat itu. Seorang ayah yang sudah lama
sekali menanti memiliki keturunan, namun ketika dikaruniai anak melalui
pernikahannya dengan Siti Hajar, anak yang beliau impi-impikan itu harus
disembelih dengan tangannya sendiri, padahal Nabi Ibrahim AS memiliki anak ketika usianya sudah sangat
sepuh, yakni 86 tahun. Dalam QS. Ash-Shâffât 100-101 diceritakan bahwa
Nabi Ibrahim AS meminta kepada Allah diberi keturunan yang saleh, lalu Allah
mengabulkannya dengan memberi anak yang sabar.
رَبِّ هَبْ لِي
مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Kita juga tidak bisa
membayangkan bagaimana dialog Nabi Ibrahim AS dengan istrinya ketika meminta
izin untuk menjalankan perintah Allah, yakni menyembelih anaknya. Sudah pasti
perasaan keduanya hancur karena harus melepas anak kesayangannya. Perasaan
keduanya gundah dan berkeping-keping karena orang yang paling ia sayangi akan
mati di tangannya. Tapi, rupanya cinta Nabi Ibrahim AS dan istrinya kepada
Allah SWT melebihi segala-galanya. Demi mengikuti perintah Allah, keduanya rela
melepaskan orang yang paling dicintai. Begitu juga, kita tidak bisa
membayangkan bagaimana perasaan suami istri itu ketika meminta izin kepada
anaknya yang akan dikorbankan, yakni Isma‘il As dan Isma‘il sendiri justru
menguatkan tekad ayah dan ibundanya untuk menunaikan perintah Allah SWT.
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ. “
Ketika anak itu memasuki usia
dewasa, sudah berkembang, sudah bisa bepergian dan berjalan, Nabi Ibrahim AS berkata
kepada anaknya: Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu? Isma‘il anak Ibrahim menjawab:
Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintah (Allah) kepadamu, insyaallah
engkau akan mendapatiku bagian dari orang-orang yang sabar” (QS Ash-Shâffât
102).
Setelah Nabi Ibrahim AS dan
Isma‘il, anak yang akan dikurbankannya itu sampai di tempat yang diperintahkan
(menurut Ubaid bin Umair di tempat yang di kemudian hari disebut “Maqâm
Ibrahim”; menurut Mujâhid, di Mina), tiba-tiba Allah memberikan wahyu untuk
menggantinya dengan kambing. Atas dasar cinta kepada Allah yang melebihi
segala-galanya, keluarga Nabi Ibrahim menjadi keluarga yang terberkati. Nabi
Ibrahim diberi gelar “khalîlullah” atau kekasih Allah, dan dari keluarga ini
lahirlah keturunan-keturunan para nabi seperti Nabi Ishâq, Nabi Ya‘qûb, Nabi
Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW.
كَذَلِكَ
نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
“Demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shâffât 110)
اللهُ
أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد
Hadirin-hadirat yang dimuliakan
Allah,
Peristiwa Nabi Ibrahim AS yang
sangat mendebarkan hati ini, bukan semata-mata arsip sejarah yang perlu
dikenang jika dibutuhkan, tapi kisah ini memiliki makna, ‘ibrah atau pelajaran
yang perlu diambil dan diperhatikan bagi seluruh umat manusia. Kisah Nabi
Ibrahim AS adalah simbol keikhlasan, pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT,
taat dalam meninggikan agama Allah, yaitu agama islam.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan
Allah,
Pada hari raya Idul Adha 1441 H
ini, meski kita semua berada dalam kondisi dan situasi yang kurang mengenakkan
karena pandemi, tapi dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT kita
masih diberi kesehatan dan keselamatan, sehingga kita dapat berusaha
menggunakan kesempatan ini untuk menunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai
seorang Muslim. Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di atas mengajarkan kepada
kita bahwa beragama adalah pengorbanan melawan hawa nafsu yang ada di dalam
diri kita masing-masing. Beragama adalah usaha menjadikan diri kita sebagai
manusia seutuhnya, yakni manusia yang tidak diperbudak oleh nafsu atau manusia
lainnya, melainkan manusia yang menghamba dengan seutuhnya di hadapan Allah SWT.
Semoga pandemi yang sedang kita alami segera berakhir, kita semua selalu diberi
kesehatan dan keselamatan, serta selalu berada di dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin aamiin aamiin...
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ
الْأَبْتَرُ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ،
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Khutbah II
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ,
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ
الْحَمْدُ
الْحَمْدُ
ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ وَالْمُشَاكَلَةِ
لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى سَيـِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ (أَمَّا بَعْدُ)
فَيَا
عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى
نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ
بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ
أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين. اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ
الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فَلِسْطِينَ فِي سُوْرِياَهَ. اللَّهُمَّ
ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ
صُفُوفَهُمْ. اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ . اللَّهُمَّ
انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّين. بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ
تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا, رَبَّنَا إِنَّكَ
رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَآ أَتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ
اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
0 Comments