Khutbah Jum’at
Oleh Rohmat Teguh Nugroho, S.Pd
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ
اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ
الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال
تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jumát hafidzallâh,
Pada suatu kesempatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya
kepada para sahabat apakah mereka tahu yang disebut orang bangkrut. Hal ini sebagaimana
dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu
‘anh sebagai berikut:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صلى الله عليه وسلم قَالَ: أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟
Sesungguhnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Tahukah kalian
siapakah yang dinamakan orang bangkrut?”
قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ
Mereka (para sahabat) menjawab: “Orang bangkrut menurut pendapat kami ialah
mereka yang tidak mempunyai uang dan tidak pula mempunyai harta benda.”
Jawaban seperti itu ternyata bukan sebagaimana yang dimaksudkan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Beliau tidak bertanya tentang
ekonomi. Beliau ingin mengajak para sahabat mengetahui bahwa kebangkrutan bisa
terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang agama. Jadi
di dalam agama juga ada perhitungan matematis terkait pahala dan dosa, seperti
penambahan dan pengurangan di antara sesama manusia. Hal ini terjadi pada saat
semua manusia berada di Padang Makhsyar untuk menjalani hisab yang akan
menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau neraka.
Jamaah Jumát hafidhakumullâh,
Dengan perhitungan seperti itu, dapat diketahui apakah seseorang akan
termasuk orang beruntung atau justru orang bangkrut di akherat kelak. Adapaun
yang dimaksud bangkrut dalam agama adalah sebagaimana penjelasan Rasulullah
dalam lanjutan hadits berikut:
فَقَالَ “إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ
وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا،
وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطِى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا
مِنٰ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يَقْضَى مَا
عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي
النَّارِ”
Nabi menjelaskan: “Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah mereka
yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan dari shalat, puasa,
dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki orang lain, menuduh orang
lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang
lain. Maka kepada orang yang mereka salahi itu diberikan pahala amal baik
mereka; dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik mereka.
Apabila amal baik mereka telah habis sebelum hutangnya lunas, maka diambillah
kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada mereka; Sesudah itu,
mereka akan dilemparkan ke dalam neraka.”
Jadi setiap orang dari umat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendapatkan pahala dari ibadah-ibadah yang mereka lakukan
semasa hidupnya seperti shalat, puasa, dan zakat. Namun pahala-pahala yang
didapat dari ibadah-ibadah wajib itu akan dikonfrontir dengan dosa-dosa
sosialnya akibat berbuat zalim kepada sesama manusia seperti mencaci maki, menuduh,
memfitnah, memakan harta orang lain seperti mencuri atau korupsi, membunuh
secara tidak sah, melukai atau menyakiti orang lain baik secara fisik maupun
non-fisik, dan sebagainya.
Apabila besarnya dosa-dosa sosial akibat kezaliman tidak sebanding dengan
kesalehan-kekesalehan yang dilakukannya karena banyaknya orang yang dizalimi
atau tingginya tingkat kezaliman kepada orang tertentu, maka dosa-dosa dari
orang-orang yang dizalimi akan diberikan kepada orang yang menzalimi hingga
mencapai titik impas. Apabila titik impas tidak tercapai, maka Allah subhanahu
wata'ala akan melemparkan orang yang menzalimi itu ke neraka. Orang
seperti inilah yang disebut orang bangkrut dalam agama sebagaimana penjelasan
Rasulullah dalam hadits di atas.
Jamaah Jumát hafidhakumullâh,
Kezaliman manusia terhadap manusia lainnya pada dasarnya merupakan urusan
manusia karena termasuk wilayah muamalah. Namun demikian, Allah tidak
membiarkannya hingga pihak yang melakukan kezaliman menyelesaikan masalahnya,
misalnya dengan konpensasi tertentu dan/atau meminta maaf kepada pihak yang
dizalimi semasa hidupnya. Apabila hal ini tidak dilakukan hingga masing-masing
meninggal dunia, maka Allah akan memperhitungkannya di akherat kelak.
Jadi melakukan kezaliman terhadap sesama manusia bukanlah persoalan sepele
karena urusannya bisa sampai ke akhirat. Allah memang memperhatikan dan
memperhitungkan setiap kezaliman seperti itu sebagaimana juga disebutkan dalam
sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu
‘anh sebagai berikut:
وَأَمَّا الظُّلْمُ
الَّذِي لا يَتْرُكُهُ الله فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا حَتَّى
يُدَبِّرُ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
“Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman
manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”
Oleh karena itu siapa pun hendaknya bersikap hati-hati kepada orang lain
dengan menjaga lisan, tangan dan anggota badan lainnya agar terhindar dari
dosa-dosa sosial akibat berbuat kezaliman kepada mereka. Allamah Sayyid Abdullah
bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr
bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet.
II, 1998, hal.100), juga menjelaskan bahwa di antara hal-hal yang amat
diperhitungkan oleh Allah pada hari kiamat adalah perbuatan zalim manusia
terhadap manusia lainnya sebagaimana kutipan berikut ini:
وَاعْلَمْ أَنَّ مِنْ
أَشَدِّ الْأَشْيَاءِ وَأَشَقِّهَا فِيْ مَوْقِفِ اْلقِيَامَةِ: ظُلْمُ
اْلعِبَادِ، فَإِنَّهُ اَلظُّلْمُ الَّذِيْ لَا يَتْرُكُهُ اللهُ
“Ketahuilah bahwa di antara hal-hal berat dan sangat diperhitungkan pada
hari kiamat adalah perbuatan zalim terhadap sesama manusia sebab hal ini
merupakan kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah.”
Jamaah Jumát hafidhakumullâh,
Oleh karena itu apabila kita benar-benar sayang pada diri sendiri, maka
hal-hal yang harus kita lakukan dalam rangka mencegah kebangkrutan amal adalah
menjaga agar pahala dari ibadah-ibadah yang kita lakukan tidak ludes oleh
dosa-dosa sosial akibat kezaliman-kezaliman kita kepada orang lain. Jadi memang
pahala-pahala dari berbagai ibadah saja seperti shalat, puasa, haji dan bahkan
zakat sekalipun belum cukup menjadi bekal kita di akherat hingga ada kepastian
bahwa orang-orang lain selamat dari lisan dan tangan kita melakukan
kezaliman-kezaliman kepada mereka.
Mudah-mudahan kita semua senantiasa diberi kekuatan oleh Allah subhanahu
wata’ala untuk mampu menjaga lisan, tangan dan anggota tubuh lainnya
dari melakukan perbuatan-perbuatan yang menzalimi sesama manusia seperti: menyakiti
hati orang lain, mencaci maki, memfitnah dan menuduh tanpa bukti, mengambil hak
orang lain seperti mencuri dan korupsi, membunuh secara tidak sah, menyakiti
secara fisik, dan sebagainya. Dengan cara ini semoga kita semua selamat dari
predikat orang-orang bangkrut di akherat. Amin… amin ya rabbal ‘alamin.
جَعَلَنا اللهُ
وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ
وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ
الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
0 Comments